Tuesday, March 12, 2013

Onno W. Purbo



Onno W Purbomenurut saya beliau adalah public figur, tokoh, dan pemimpin dalam dunia teknologi informasi. Onno, begitu ia dipanggil, adalah seorang jenius dalam bidang IT di Indonesia yang lebih suka disebut sebagai penulis IT. Dalam facebooknya pun, pria ini lebih suka menggambarkan dirinya sebagai 'An ordinary Indonesian' yang artinya Rakyat Indonesia Biasa Saja. walaupun sudah terkenal dan mendapat sejumlah gelar bergengsi dari luar negeri, Onno tetap rendah hati.
Dalam berbagai kesempatan, ia selalu mengungkapkan prinsipnya yakni nilai seseorang tidak akan ditentukan oleh banyaknya harta, banyaknya kekayaan, tingginya pangkat dan jabatan, tingginya gelar, banyaknya ilmu. Nilai seseorang akan lebih ditentukan oleh berapa besar / banyak umat manusia yang memperoleh manfaat dari orang tersebut. Salah satu karya Onno yang memberi manfaat bagi banyak orang adalah konsepnya tentang RT/RW-Net yang menyediakan koneksi internet murah yang diperuntukkan bagi satu kawasan tertentu seperti satu RT atau satu RW atau satu kampung.
Onno lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Agustus 1962 besar dalam lingkungan keluarga yang berilmu. Ia sulung dari tiga adik: Heru Wibowo Poerbo, Lita Widayanto Poerbo, dan Benyamin Wirawan Poerbo. Empat bersaudara ini menamatkan program kesarjanaannya di ITB. Ayahnya, Hasan Poerbo, alumnus ITB yang terakhir menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitan Lingkungan Hidup. Ayahnya disebut-sebut orang pertama dari Indonesia yang berhasil menembus program beasiswa Universitas Liverpool, Inggris, salah satu institusi pendidikan tinggi terbaik dunia. Ia meraih master dalam studi desain perencanaan kota, melengkapi kesarjanaannya dalam disiplin arsitektur.
Kecintaan Onno pada teknologi sudah terlihat sejak ia masih remaja. Ketika duduk di bangku SMA, ia telah meraih Kadin Telematika Award for Indonesian Internet Figure atas artikel pertamanya di majalah pramuka mengenai cara membuat pesawat terbang model.
Selepas SMA, tahun 1981 ia kemudian melanjutkan study ke Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diselesaikannya pada tahun 1987. Dengan judul skripsi "Perancangan dan implementasi rangkaian RS232C 8 kanal & program untuk praktikum" di bawah bimbingan Prof. DR. Samaun Samadikun dan DR. Adang Suwandi, ia lulus dengan predikat sebagai lulusan terbaik.
Lulus dari ITB, ia kemudian mengambil strata 2 di McMaster University, Kanada. Dari universitas tersebut, pada tahun 1989 ia mendapat gelar M.Eng dalam bidang laser semi konduktor dan fiber optik. Tidak puas sampai disitu, Onno masih terus melakukan pengejaran ilmu pengetahuan, khususnya bidang teknologi dengan mendaftar meraih strata 3 atau doktor di pasca sarjana Waterloo University, Kanada. Pada tahun 1993, ia meraih gelar PhD dalam bidang Silicon Device dan Integrated Circuit dari universitas tersebut.
TAHUN 1999 menjadi periode penting dalam hidup Onno W. Purbo. Ia menikahi Nurlina, seorang staf salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengorganisasikan dana internasional untuk sejumlah LSM di Indonesia. Ini pernikahan kedua bagi Onno, setelah dua tahun menduda. Sebelumnya, Onno menikah dengan Nita Trejuningdyah pada 1988.
Pakar yang mengaku mempelajari teknologi informasi secara otodidak dengan banyak bertanya ini sempat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sebagai dosen jurusan teknik elektro di almamaternya, ITB sejak tahun tahun 1989. Lantaran tak pernah mengurusi kenaikan pangkat, dalam sebelas tahun perjalanan karirnya, Onno hanya mampu menempati jenjang kepangkatan III-B atau hanya beda satu tingkat dari lulusan strata 1 (S-1) yang begitu menjadi PNS langsung III-A. Jabatan terakhir yang diemban Onno adalah kepala Perpustakaan Pusat ITB.
Dengan berbagai alasan, Onno kemudian diberhentikan sebagai PNS sejak Februari 2000. Menurut sejumlah orang yang mengenalnya, Onno kurang cocok menjadi PNS karena kurang cekatan dalam hal birokrasi. Onno sendiri memiliki pandanngan lain perihal pemberhentian tersebut sebagai suatu permulaan untuk menyebarkan ilmunya ke masyarakat tanpa sekat-sekat birokrasi dan akreditasi. "Selama mengajar di ITB dan memberikan seminar di luar," ungkap Purbo, "lama-lama melihat ada gap dari sisi keilmuan antara ITB dengan masyarakat umum."
Komitmennya dalam mendidik masyarakat agar paham mengenai teknologi informasi (internet) kemudian ia salurkan dengan menjadi penulis dan menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan workshop. Tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media cetak dan online.
Di dalam membagi ilmunya melalui tulisan, Onno terkenal sebagai seorang ilmuwan yang tidak pelit. "Mohon maaf, saya tidak percaya copyright! Saya lebih percaya copyleft. Lha, yang punya ilmu; yang membuat manusia aja tidak pernah meng-copyright-kan ilmunya! Saya sih copy left atau copy wrong saja," ujarnya.
Onno juga dengan senang hati membuka diri membantu mereka yang ingin belajar soal teknologi informasi. Buktinya, ia aktif pada lebih dari 200 mailing list di Internet. Moderator lebih dari 11 mailing list, termasuk di jasakom-perjuangan@yahoogroups.com, indowli@yahoogroups.com, indowli@groups.or.id, yogyafree@yahoogroups.com. Ia menerima rata-rata 1.000 e-mail setiap hari. Ia juga mengasuh forum komunitas Indonesia Open Source yang beralamat di opensource.telkomspeedy.com/forum/index.php. Keterbukaan Onno yang bebas birokrasi juga tercermin dari pencantuman alamat email dan nomor ponselnya di milis onnopurbo@yahoogroups.com.
Ia juga tidak terlalu mempertimbangkan materi dari setiap tulisannya. Misalnya, ia mengizinkan pihak-pihak lain memajang tulisannya di situs mereka agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sepanjang pemilik situs menyebutnya sebagai penulis. Sejumlah makalahnya, yang rata-rata membahas e-commerce juga dapat dikopi dari situs Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)
Sepanjang karirnya sebagai penulis, lebih dari 40 judul buku dengan topik diantaranya seputar teknologi Internet, Open Source, Linux, Keamanan Jaringan, Wireless Internet, Internet Telepon (VoIP). Beberapa di antaranya dalam bahasa Inggris dan dapat diunduh di internet. Beberapa di antara buku tersebut yakni: "Ayo Memblok Situs Negatif", "Membangun Pemancar FM Broadcast Komunitas", "Panduan Mudah Merakit + Menginstal Server Linux", "Akses Internet Menggunakan 3G", "Panduan Praktis RT/RW-net", "Buku Pegangan VoIP Rakyat Cikal Bakal Telkom Rakyat", "Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot", "Teknologi Warung Internet", dan masih banyak lagi.
Sementara beberapa buku lainnya ia tulis bersama penulis lain, di antaranya Aang Arif Wahyudi, alumni Teknik Elektro ITB angkatan 1996 (Mengenal E-commerce dan Membuat Homepage Gaul, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo). Kemudian bersama Ridwan Sanjaya, dalam buku "Membangun Web dengan JSP" yang diterbitkan Elexmedia Komputindo, tahun 2002.
Beberapa pemikirannya juga sudah dipublikasikan di kancah internasional, antara lain: tulisannya yang berjudul "The Foundation of Cultural Change in Indonesia", Information Technologies & International Development (ITID) dipublikasikan di majalah Journal, Vol 6, Special Edition 2010. Kemudian, pemikirannya sendiri ia publikasikan di "Indonesian Information Infrastructure & The Strategy to Implement Electronics Data Interchange (EDI)," disampaikan dalam International Seminar on Electronic Data Interchange: Implementation in Transport Sector, di Yogyakarta tanggal 1997.
Onno sendiri mengaku mulai menulis buku atas tawaran penerbit. Sementara bekalnya untuk menulis, menurutnya adalah banyak membaca dan mendengar serta kemampuan menganalisis dan sering melakukan sintesa. Sementara pengetahuan bahasanya diakuinya memang kurang baik.
Selain menulis dan menjadi pembicara, Onno juga sering diundang melakukan workshop ke beberapa negara seperti: Workshop Internet Wireless dan VoIP di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Bangladesh, Bhutan, Cambodia, Denmark, Laos, India, Malaysia, Nepal, Thailand, dan Timor Leste.
Di kancah internasional, Onno juga tercatat sebagai anggota advisory board pada beberapa organisasi nasional dan internasional seperti Masyarakat Telematika (MASTEL) 2006, dan UNDP Asia-Pacific Development Information Programme.
Atas berbagai prestasnya tersebut, belasan penghargaan telah diterima ayah empat putra ini, antara lain: Anugerah "Tasrif Award" dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada tahun 2010; Anugerah "Competency Award 2009" dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), pada tahun 2009; Gelar "Pahlawan Generasi Masa Kini" dari Modernisator, 2008; Menerima "IGOS Summit 2 Award", pada tahun 2008 dari Menkominfo atas semangat dan perjuangan menyebarluaskan pemanfaatan Open Source di Indonesia; dan Ashoka Senior Fellow, dari Ashoka Amerika Serikat, 2005.
Nim : 1000631038

0 komentar:

Post a Comment